Arahan Ketua DPD RI
Silaturahmi dengan Masyarakat Kubutambahan
Terkait Rencana Pembangunan
Bandara Internasional Bali Utara
Buleleng, 19 Juni 2023
Bismillahirrohmannirrohim, Assalamuāalaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu.
Yang saya hormati dan banggakan; 1. Anggota DPD RI Provinsi Bali 2. Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Bapak Erwanto 3. Para Penglingsir Paiketan Puri se-Jebag Bali 4. Para Akademisi Perguruan Tinggi Bali Utara 5. Perwakilan Perbekel Kecamatan Kubutambahan 6. Perwakilan Nelayan Kubutambahan 7. Para Tokoh Masyarakat dan Tamu Undangan yang saya hormati.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dalam keadaan sehat wal afiat.
Saya sampaikan terima kasih kepada Masyarakat Kubutambahan, yang menerima saya dalam acara Silaturahmi hari ini, sekaligus untuk meninjau langsung lokasi rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Kabupaten Buleleng ini.
Kunjungan saya ke sini juga bagian dari tindak lanjut, Rapat Koordinasi, antara manajemen PT Bandara Internasional Bali Utara dengan Kementerian Perhubungan yang telah kami fasilitasi di Kantor DPD RI di Senayan, pada tanggal 16 Maret 2023 yang lalu.
Bapak Ibu dan hadirin yang saya hormati, Salah satu peran dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah sesuai amanat Konstitusi adalah untuk memastikan daerah mampu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan. Sebab, bagi DPD, wajah Indonesia adalah wajah dari semua provinsi di Indonesia.
Dan wajah provinsi adalah wajah dari seluruh kabupaten kota di ProvinsiĀ tersebut. Begitu seterusnya, hingga ke pemerintahan terkecil di Republik ini, yaitu Desa.
Oleh karena itu, saya berulang kali menyampaikan dalam beberapa kesempatan, bahwa kesenjangan, khususnya dalam kemampuan fiskal antar kabupaten atau wilayah, adalah persoalan mendasar yang harus diselesaikan. Agar terjadi pemerataan, yang kemudian menjadi penunjangan perekonomian provinsi dan perekonomian nasional.
Kita tidak bisa melihat perekonomian Provinsi Bali hanya dari Kabupaten Badung saja. Tetapi juga harus melihat perekonomian di Kabupaten Buleleng dan lainnya.
Karena dari data Badan Pusat Statistik jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Bali masih didominasi oleh Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Buleleng.
Oleh karena itu, ketika kami mendapat aspirasi tentang terhambatnya rencana pembangunan Bandara Internasional di Bali Utara, kami segera menggelar Rapat Koordinasi dengan mempertemukan para pihak terkait.
Karena bagi kami, rencana pembangunan ini sama sekali bukan proyek Mercusuar. Tetapi justru akan menjadi pengungkit perekonomian di Kabupaten Buleleng khususnya, dan wilayah Bali Utara pada umumnya.
Proyek ini juga tidak akan menggerus lahan pertanian produktif melalui alih fungsi lahan. Juga tidak akan menggusur sekolah, fasilitas umum, situs maupun tempat-tempat upacara keagamaan. Karena bandara tersebut sepenuhnya dibangun di atas pantai, atau off shore airport.
Dan ini akan menjadi Bandara off shore ketiga yang ada di Asia, setelah Bandara Kansai di Jepang dan Dalian di China.
Bahkan saya sudah mendengar sendiri, bagaimana masyarakat dan stakeholder di Kabupaten Buleleng mendukung rencana pembangunan tersebut.
Yang salah satunya diwujudkan dengan kesediaan masyarakat sekitar untuk terlibat aktif dalam model penyertaan tanahnya sebagai kawasan penunjang Bandara, melalui pembangunan aero tropolis.
Bentuk Kerjasama dengan keterlibatan masyarakat melalui penyertaan tanah ini adalah konsep terbaik dalam hubungan bisnis. Karena inilah konsep 4 P yang sering saya sampaikan, yaitu; Public, Privat, People Partnership.
Konsep ekonomi keterlibatan antara; Negara, Swasta, dan Rakyat dalam sebuah kerja bersama.
Rakyat harus berada dalam posisi sebagai bagian dari pemilik kedaulatan atas wilayah, atau Sumber Daya Alam di daerahnya. Sehingga keterlibatan rakyat mutlak menjadi persyaratan sebuah investasi sektor strategis.
Keterlibatan Rakyat dalam konsep 4 P ini berbeda dengan CSR Perusahaan yang diberikan kepada masyarakat sekitar. Karena konsep 4 P ini adalah ruang, sekaligus akses rakyat untuk menjadi bagian dari pengelolaan Sumber Daya Alam di daerahnya.
Oleh karena itu, bagi saya tidak ada alasan untuk menolak rencana pembangunan Bandara Internasional di Bali Utara ini.
Apalagi jika kita mengacu kepada data statistik tingkat kepadatan Bandara Ngurah Rai di Denpasar, yang tidak memungkinkan untuk diperluas lagi, baik runway, terminal dan kelengkapannya. Ditambah terbatasnya jalan akses dari dan ke Bandara.
Dan bila kita melihat outlook prediksi jumlah penumpang perjalanan global yang akan mencapai lebih dari 7,8 miliar penumpang pada tahun 2038, di mana Indonesia akan menjadi 4 besar pasar penerbangan di dunia, tentu permintaan konektivitas global akan meningkat pesat.
Jadi saya yakin, pembangunan Bandara Internasional Bali Utara ini akan menjadi pengungkit peningkatan pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, yang pada akhirnya menjadi jalan keluar peningkatan kesejahteraan masyarakat Bali Utara. Sehingga pada akhirnya akan mampu mengatasi ketimpangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan.
Kami di DPD RI, melalui Komite II dan anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan Provinsi Bali, akan maksimal memperjuangkan agar rencana pembangunan Bandara ini kembali dapat masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional. Sehingga Kementerian Perhubungan dapat segera menindaklanjuti secara teknis.
Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah, yang paling utama adalah orientasi dari pemangku kebijakan di Bali. Baik itu Gubernur, Bupati, Camat dan Kepala Desa. Harus ada satu orientasi. Yakni, mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Orientasi atau Kesepakatan ini harus lahir dari stakeholder di daerah tersebut. Bukan lahir dari program pemerintah pusat. Bukan atas arahan Presiden atau Menteri. Karena yang lebih tahu potensi daerah, adalah masyarakat di daerah tersebut. Sekali lagi bukan Top Down. Tapi harus Bottom Up.
Kiranya itu yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian serta aspirasi yang telah disampaikan, saya ucapkan terima kasih. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud untuk Indonesia yang lebih baik.
Wabillahi Taufiq wal Hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb., Om Santi Santi Santi Om