Materi Ketua DPD RI
Seminar Nasional
Business Project 2022
Create Your Specialization for Youth Better Future
Universitas Negeri Makassar
Rabu, 23 November 2022
Bismillahirrohmannirrohim, Assalamu’alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati dan banggakan; 1. Rektor Universitas Negeri Makassar, Profesor Doktor Ir. Haji Husain Syam 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Profesor Doktor Jumadi 3. Ketua program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Saudara Muhammad Rizal 4. Ketua HIMANIS UNM, Saudara Muhammad Visal Syaifullah 5. Ketua panitia business project 2022, Saudara Nur Alamsyah Gusti 6. Hadirin dan Para Mahasiswa yang saya banggakan.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dalam keadaan sehat wal afiat.
Sholawat serta salam, marilah kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalam, beserta keluarga dan sahabatnya. Semoga kita mendapat syafaat beliau di hari hisab nanti.
Saya sampaikan terima kasih kepada Panitia Business Project 2022 Universitas Negeri Makassar, yang mengundang saya untuk ikut menyumbangkan pikiran dan pendapat dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan hari ini.
Saya memohon maaf, tidak dapat hadir di tengah-tengah Bapak Ibu dan Para Mahasiswa, dikarenakan saya harus berada di luar Jakarta untuk agenda yang sudah terjadwal sebelumnya.
Hadirin dan para mahasiswa yang saya banggakan, Tahun 2045, Indonesia akan berumur 100 tahun. Dimana pada saat itu, jumlah penduduk usia produktif akan meningkat tajam dan mencapai 70 persen dari total populasi penduduk Indonesia.
Dan pada tahun itu, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu dari TheEmergingEconomies. Selain Indonesia, beberapa negara juga diprediksi memuncaki kekuatan ekonomi dunia, di antaranya China, India, Brazil, Mexico dan Afrika Selatan.
Namun di saat yang sama, Peta Geopolitik juga mengalami perubahan, karena meningkatnya kerawanan pangan dunia yang mulai akan dirasakan pada tahun 2030 ke atas.
Sehingga semua prediksi tersebut bisa saja berubah. Sama halnya dengan bonus demografi penduduk produktif Indonesia. Bila tidak dikelola dengan benar, maka bukan bonus yang kita dapatkan. Melainkan bencana akibat kurangnya lapangan pekerjaan untuk menampung penduduk usia produktif.
Ini semua menjadi tantangan bagi negara-negara di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia dalam menyambut usia 100 tahun Indonesia.
Karena itu, sudah tepat apa yang dipilih sebagai tema seminar kali ini, yaitu memastikan generasi muda memiliki spesialisasi untuk menyongsong masa depan.
Tetapi menurut saya ada yang lebih penting dari itu. Ada yang lebih penting dari sekedar spesialisasi. Yaitu; karakter dan jiwa nasionalisme serta budi pekerti atau akhlak.
Saya akan mengutip pendapat yang disampaikan Ki Hajar Dewantoro, jauh sebelum Indonesia merdeka. Tepatnya pada tanggal 31 Agustus 1928. Dikatakan Ki Hajar Dewantoro; jika anak didik tidak kita ajar dengan kebangsaan dan nasionalisme, maka mereka di masa depan mungkin akan menjadi lawan kita.
Karena memang penghancuran ingatan kolektif suatu bangsa dapat dilakukan dengan metode non perang militer. Tetapi dengan memecah belah persatuan, mempengaruhi, menguasai dan mengendalikan pikiran dan hati warga bangsa, agar tidak memiliki kesadaran, kewaspadaan dan jati diri serta gagal dalam regenerasi untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional bangsa tersebut.
Dan hari ini kita sudah merasakan dan mengalami situasi yang saya sebutkan tadi. Kita sudah menjadi bangsa yang terpolarisasi. Bangsa yang terbelah. Dan tidak mempunyai karakter serta jati diri. Karena bangsa ini dipenuhi buzzer yang menggunakan narasi kebencian dan penghinaan kepada sesama anak bangsa.
Itulah mengapa saya menawarkan satu Peta Jalan untuk Indonesia kembali berdaulat, mandiri, dan berdikari, serta memiliki kekuatan ekonomi yang sesuai dengan keunggulan Komparatif Indonesia yang diberikan oleh Allah SWT melalui kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia.
Caranya dengan kita baca ulang konsep dan pikiran yang digagas para pendiri bangsa dalam menjalankan negara untuk menuju cita-cita lahirnya negara ini.
Cita-cita untuk melindungi tumpah darah bangsa ini. Untuk memajukan kesejahteraan umum. Dan Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan tujuan akhir mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dan Konsep itu sudah ada di dalam Naskah Pembukaan Konstitusi kita, dan sudah dijabarkan dalam Pasal-Pasal dari Undang-Undang Dasar 1945 naskah Asli, berikut Penjelasannya.
Tetapi, seperti kita ketahui bersama, pada tahun 1999 hingga 2002, bangsa ini telah melakukan Amandemen Undang-Undang Dasar dengan mengubah hampir 95 persen dari isi Pasal-Pasal di naskah Asli, dan menghapus total Penjelasannya.
Sehingga sejak saat itu, kita melakukan copy paste sistem demokrasi liberal yang bercirikan individualisme dan sistem ekonomi yang kapitalistik.
Inilah yang saya sebut sebagai bangsa ini telah tercerabut dari watak dasarnya. Terpisah dari DNA aslinya. Dan telah terpisahkan dari Pancasila sebagai way of life bangsa ini.
Sehingga pasan saya, selain Anda menyiapkan spesialisasi diri untuk menghadapi perubahan global di masa depan, sebaiknya Anda para mahasiswa juga membaca kembali pikiran-pikiran para pendiri bangsa. Yang telah menyiapkan sistem yang paling sesuai dengan karakter dan watak dasar Indonesia. Baik sistem demokrasi, maupun sistem ekonominya.
Agar negara ini kembali berdaulat, berdikari dan mandiri, serta menguasai bumi air dan cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang. Sehingga kemakmuran sepenuhnya untuk rakyat Indonesia. Bukan untuk orang per orang yang kini menjelma menjadi Oligarki ekonomi yang memasuki kekuasaan.
Kiranya itu yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi saya memohon maaf, karena tidak dapat hadir secara fisik untuk berdialog dengan Anda sekalian. Tetapi saya yakin, mahasiswa Universitas Negeri Makassar penuh dedikasi untuk negeri dengan semangat nasionalisme di dada kalian.