Sambutan Ketua DPD RI
Pameran Seni Tosan Aji
Reinkarnasi Majapahit
Yayasan Keluargi Ageng
Condro Budaya Aji Nuswantara
Surabaya, 8 November 2023
Bismillahirrohmannirrohim, Assalamu’alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati dan banggakan; Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dalam keadaan sehat wal afiat.
Sholawat serta salam, marilah kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, beserta keluarga dan sahabatnya. Semoga kita mendapat syafaat beliau di hari hisab nanti.
Bapak Ibu dan Hadirin yang saya hormati, Kita patut berbangga, karena pelestari-pelestari budaya dan karya agung bangsa Indonesia masih tetap ada dan eksis di tengah gegap gempita budaya kontemporer dan serangan budaya individualisme dan hedonisme barat di Indonesia.
Untuk itu, kita patut memberikan apresiasi kepada Yayasan Keluargi Ageng Condro Budaya Aji Nuswantara, yang secara konsisten dan mengeluarkan tenaga, biaya dan pikiran untuk memberikan wadah dan penghargaan terhadap para seniman dan budaya Nusantara yang kaya dan beragam ini.
Keris, terutama keris pusaka, adalah jati diri bangsa Indonesia. Atau lebih tepatnya, jati diri Nusantara. Karena tidak sedikit sejarawan yang telah melakukan penelitian dan penulisan tentang keris di Nusantara ini.
Keberadaan keris di Nusantara dapat dibuktikan secara arkeologis melalui sejumlah prasasti yang ditemukan.
Setidaknya tercatat ada 11 prasasti yang dibuat antara abad VII hingga IX masehi, yang meriwayatkan eksistensi keris Nusantara ini. Mulai dari Prasasti Tukmas di tahun 842 masehi, hingga Prasasti Sanggaran di tahun 928 masehi.
Oleh karena itu, sudah tepat apa yang menjadi keputusan UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB, yang menetapkan Keris Indonesia sebagai Karya Agung Warisan Kemanusiaan.
Penetapan tersebut dilakukan di Markas Besar UNESCO di Paris pada tanggal 25 November 2005 silam. Dan pada 2 Desember 2005, Direktur Jenderal UNESCO saat itu, Mr. Koichiro Matsuura menyerahkan sertifikat tersebut kepada Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak HM Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden di Jakarta.
Bapak Ibu dan Hadirin yang saya hormati, Di Jawa, keris kerap disebut dengan sebutan Wesi Aji atau Tosan Aji. Tidak jarang diperlakukan sebagai benda yang sakral. Namun semua kembali kepada kita, terutama cara pandang para pemerhati, pelestari atau kolektor keris.
Bagi saya pribadi sebagai pelestari dan kolektor keris, saya menyadari setiap benda memiliki unsur yang terdiri dari molekul. Semua molekul itu bisa mengandung unsur positif, juga bisa negatif. Tergantung bagaimana situasi dan kondisinya.
Sebagai muslim, saya meyakini apa yang telah difirmankan Allah dalam Al-Quran. Dimana disebutkan bahwa alam dan isinya berzikir kepada Allah SWT. Pohon, tumbuhan, gunung, bahkan batu sekalipun. Artinya ada gerakan molekul di dalamnya.
Begitu juga dengan keris pusaka. Yang rata-rata dibuat dari batuan meteorit itu. Ada tiga unsur penting dari keris pusaka. Pertama, bahannya. Kedua, pembuatnya atau empunya. Ketiga, pemegangnya. Kalau ketiganya positif, dalam arti bagus, maka keris tersebut juga bagus. Itulah yang disebut keris ber-Yoni.
Tetapi kita harus cermat memandang. Jangan lupa, setiap benda bisa membawa manfaat, bisa membawa mudharat. Dan Allah SWT sudah mengingatkan kita. Bahwa iblis dan syaitan akan terus berusaha membelokkan kita ke dalam kemusyrikan sampai hari kiamat nanti. Salah satunya bisa melalui benda-benda yang diagungkan oleh manusia. Bukan hanya keris. Bisa apa saja.
Bagi saya, justru kita yang harus menguasai benda itu. Semata sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Persis seperti Firman Allah SWT di Surat Al-Hadid, ayat 25, yang mengatakan bahwa Allah menurunkan besi sebagai penolong, dalam membela agama Allah.
Akhir kata, sekali lagi saya berikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung acara ini. Karena selain sebagai wadah berkiprah para seniman dan budayawan, Pameran Seni Tosan Aji kali ini juga menjadi ruang ekspresi sekaligus edukasi kepada masyarakat luas tentang apa itu Tosan Aji sebagai warisan budaya Nusantara yang diakui Dunia. Sekaligus sebagai pengingat sejarah, bahwa bangsa ini lahir dari sebuah peradaban yang besar, salah satunya adalah peradaban yang dibangun oleh Majapahit.
Dan dengan mengucap Bismillahirroh- manirrohim, Pameran Seni Tosan Aji Reinkarnasi Majapahit saya nyatakan dibuka.
Wallahul Muwafiq Ila Aqwomit Thoriq Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti
Foto Terkait
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti Buka Pameran Tosan Aji