Sabtu, Oktober 12, 2024

Sambutan Ketua DPD RI Pelepasan Pekerja Migran Indonesia

Loading

Mataram, 29 Agustus 2022

Bismillahirrohmannirrohim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati dan banggakan;

1. Gubernur Dr. H Zulkieflimansyah, S.E.,M.Sc
2. Pimpinan Komite III DPD RI, Ibu Evi Apita Maya dan Bapak Muslim Muhammad Yatim
3. Ketua BKSP DPD RI, Ibu Sylviana Murni
4. Anggota DPD RI dari Nusa Tenggara Barat, Bapak Achmad Sukisman Azmy dan Bapak TGH. Ibnu Halil
5. Kepala BP2MI Pusat, Bapak Benny Rhamdani
6. Utusan dari Syarikat Boustead Plantations Berhad, Saudara Mohamad Fadzly
7. Ketua APPMI H.Muazzim Akbar 
Komisaris dan Direksi PT Kijang Lombok Raya
8. Para Bupati dan Walikota serta Pimpinan Forkompimd
9. Para Pekerja Migran Indonesia yang saya banggakan

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dalam keadaan sehat wal afiat.

Sholawat serta salam, marilah kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalam, beserta keluarga dan sahabatnya. Semoga kita mendapat syafaat beliau di hari hisab nanti.

Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak, yang mengundang saya untuk ikut dalam acara pelepasan secara resmi Pekerja Migran Indonesia asal Nusa Tenggara Barat, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan antara Indonesia dan Malaysia, untuk melakukan perlindungan yang lebih maksimal kepada para pekerja migran.

Saya memohon maaf, tidak dapat hadir di tengah-tengah Bapak Ibu dan hadirin, dikarenakan saya harus berada di Jakarta untuk agenda yang sudah terjadwal sebelumnya.

Bapak Ibu dan Hadirin yang saya hormati,
Pekerja Migran Indonesia sebenarnya bukan saja pahlawan devisa, tetapi lebih dari itu adalah orang-orang yang diharapkan nantinya melakukan transfer pengetahuan, transfer ilmu dan transfer pengalaman untuk kemajuan Indonesia.

Karena para pekerja migran pasti mendapat pengalaman baru, dalam menggunakan teknologi maupun budaya kerja di negara lain. Apalagi jika bekerja di negara-negara yang lebih maju di banding Indonesia.

Karena bagi saya, budaya kerja sangat menentukan kemajuan suatu negara. Budaya kerja sangat terkait dengan mentalitas manusia dan semangat serta kesadaran untuk disiplin. Inilah pentingnya, para Pekerja Migran Indonesia ketika kembali ke tanah air, dapat menularkan hal-hal positif yang didapat di luar negeri.

Bapak Ibu dan Hadirin yang saya hormati,
Saya memberi apresiasi kepada Pemerintah Indonesia dan BP2MI yang telah berhasil membuat MoU antara Indonesia dan Malaysia dapat dilaksanakan. Karena ketika suatu negara tidak memiliki aturan tertulis yang melindungi pekerja asing, kita wajib memiliki perjanjian kerja sama tertulis. Perjanjian ini menjadi jawaban untuk memastikan Negara hadir dalam memberikan perlindungan kepada warganya.

Namun demikian, pekerjaan besar untuk memastikan perlindungan Pekerja Migran Indonesia belum selesai. Karena masih banyaknya Pekerja Migran Indonesia yang berangkat ke luar negeri secara non-prosedural.

BP2MI mencatat angka Pekerja Migran Indonesia di kisaran angka 4,4 juta orang. Tetapi Bank Dunia merilis, warga Indonesia yang bekerja diluar negeri sekitar 9 juta orang. Yang artinya, masih banyak Pekerja Migran Indonesia yang memilih bekerja secara non-prosedural, sehingga tidak terdata di BP2MI.

Pekerjaan besar berikutnya adalah pekerjaan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyediaan fasilitas Balai Latihan Kerja Luar Negeri atau BLKLN. Karena Amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017, tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, menyebutkan setiap calon pekerja migran wajib menjalani persiapan kompetensi dan kapasitas hingga mendapatkan Sertifikat melalui BLKLN.

Persoalannya, jumlah BLKLN sangat terbatas. Sebut saja di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan 21 Kabupaten yang menjadi kantong pekerja migran, hanya terdapat empat BLKLN. Itu pun di Kota Kupang. Hal ini juga harus menjadi perhatian kita.

Bapak Ibu dan Hadirin yang saya hormati,
Bulan Mei lalu, saya melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi. Selain mengunjungi tempat penampungan Pekerja Migran Indonesia di Konsulat Jenderal RI di Jeddah, saya juga ingin memastikan informasi bahwa Arab Saudi membuka peluang untuk pekerja profesional atau pekerja formal asal Indonesia, dengan kuota sebesar 8 juta tenaga kerja.

Dan setelah saya verifikasi kepada Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, saya mendapat kepastian bahwa informasi tersebut benar. Delapan juta lowongan kerja profesional itu untuk tenaga medis, baik dokter, bidan maupun perawat. 

Ini adalah peluang yang juga harus bisa diambil oleh Indonesia dan BP2MI. Karena Indonesia juga memiliki pekerja untuk sektor formal dan profesional.

Itulah kiranya yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, saya ucapkan selamat jalan kepada para pahlawan kita, pahlawan devisa dan pahlawan transfer ilmu dan pengalaman serta budaya kerja. Semoga Anda semua dalam lindungan Allah SWT, dan pada saatnya nanti akan kembali ke tanah air dengan selamat.

Wabillahi Taufiq wal Hidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Ketua DPD RI
AA LaNyalla Mahmud Mattalitti

Foto Terkait

Berita Foto Terkait

Video Terkait

Pidato Terkait