Sorong, 6 Juli 2024
Saya memberikan apresiasi yang tinggi, karena dengan pembangunan ini, maka bangsa kita akan lebih kuat dan berdaya saing di kemudian hari. Apalagi SMK Papua Bangkit yang membuka jurusan pertambangan dan energi, yang sangat tepat didirikan di bumi Cendrawasih ini.
Karena salah satu keunggulan komparatif Papua, termasuk Papua Barat Daya, adalah Sumber Daya Alam, baik Mineral, maupun Migas. Sehingga gagasan untuk mendirikan SMK dengan jurusan Teknik Pertambangan dan Energi ini patut kita beri apresiasi.
Bapak Ibu dan hadirin yang saya hormati,
Sejak tahun 2016, Kementerian Pendidikan memberikan ruang bagi sekolah kejuruan untuk memperluas spektrum kurikulum. Termasuk di bidang energi dan pertambangan. Apalagi model pembelajaran di SMK saat ini difokuskan kepada pendidikan Vokasi.
Yaitu mempersiapkan siswa untuk bisa langsung bekerja, melalui kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Dimana
anak didik diberi bekal keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri. Termasuk pertambangan.
Bapak Ibu Hadirin yang saya hormati,
Pembangunan SDM juga bisa lahir dari dunia olahraga yang akan dihasilkan oleh Sekolah Sepakbola Kaki Belanda ini. Karena sepakbola di tanah Papua sudah seperti agama. Karena begitu kuatnya D.N.A. sepakbola yang ada di dalam darah Orang Asli Papua. Karena sudah terbukti, pemain sepakbola asal Papua tidak pernah absen menghiasi Tim Nasional Sepakbola Indonesia di berbagai level umur.
Saya sebagai mantan Ketua Badan Timnas PSSI dan mantan Ketua Umum PSSI, lebih hormat kepada para pemain dari tanah Papua, ketimbang pemain sepakbola asing yang dikontrak di klub-klub sepakbola kita. Karena kebanggaan kita harus tetap kepada anak bangsa yang lahir dan besar di tanah airnya. Karena bagi saya, negara-negara di luar sana, yang memiliki prestasi sepakbola, seharusnya cukup menjadi inspirasi bagi kita untuk belajar.
Seperti Sekolah Sepakbola Kaki Belanda yang didirikan di Kota Sorong ini, yang tentu bertujuan untuk mengambil pelajaran dan mendapat inspirasi dari sepakbola Belanda yang harus kita akui lebih berprestasi dari kita.
Sehingga diharapkan akan lebih banyak lagi mutiara-mutiara hitam yang akan dilahirkan dari tanah Papua, menyusul nama-nama yang telah menghiasi sejarah Tim Nasional Sepakbola Indonesia. Seperti Boaz Solossa, Ortisan Solossa, Terens Puhiri, Patrick Wanggai, Titus Bonai, Okto Maniani, Yanto Basna hingga Ricky Kambuaya. Semua adalah mutiara-mutiara hitam yang lahir dari
Papua. Bahkan Boaz dan Ortizan adalah putra asli Sorong.
Akhir kata, saya berharap SMK Papua Bangkit dan pendirian Sekolah Sepakbola Kaki Belanda yang keduanya diinisiasi oleh Adinda Paul Vincent Mayor ini dapat memberikan kontribusi konkret dan nyata untuk melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul di dunia pendidikan dan olahraga di tanah Papua yang kita cintai ini. Sekaligus menjadi bagian dari dukungan Papua Barat Daya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
BIRO PERS, MEDIA, DAN INFORMASI DIGITAL LANYALLA CENTER
Contact us: info@lanyallacenter.id
© LaNyalla Center