Di tengah tantangan masa depan, Indonesia harus punya tekad bersama, dengan menyatukan semua kekuatan. Apalagi saat ini, tak hanya Indonesia, namun hampir seluruh negara di dunia di hadapkan pada tantangan yang berat. Oleh karenanya, arah perjalanan bangsa ini perlu guidance.
Dalam kerangka itu, saya menilai relawan Nderek Guru atau NDARU yang secara harfiah bermakna mengikuti guru, memiliki tanggung jawab yang besar sebagai pandu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Nderek Guru atau mengikuti guru adalah kewajiban setiap diri manusia. Apalagi kalau gurunya Habib Luthfi. Sudah nasabnya jelas, prinsip nasionalisme dan patriotisme beliau tidak perlu diragukan lagi.
Saya berharap, NDARU yang akan melaksanakan Rakernas ke-I nanti, dapat menjadi pandu bagi NKRI, sehingga menjadi penuntun arah bagi Indonesia yang lebih baik lagi.
NDARU harus memberikan tauladan dan harapan bagi bangsa dan negara untuk kita membangun tekad bersama, dalam menghadapi tantangan masa depan untuk Indonesia yang lebih baik, adil dan makmur. Inilah peran penting NDARU bagi bangsa dan negara.
Buku ‘Cahaya Merah Putih’ karya Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya merupakan sebuah refleksi dan pendalaman hakikat jati diri serta karakter bangsa Indonesia. Yaitu bangsa yang besar, bangsa yang lahir dari sejarah panjang kerajaan dan kesultanan Nusantara, serta bangsa yang memiliki nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah dan Keadilan Sosial.
Hal inilah yang harus dibangkitkan kembali. Nilai-nilai tersebut harus ditanamkan kepada generasi penerus bangsa. Kita harus mendidik dan mengajarkan kembali nilai-nilai luhur bangsa tersebut. Sebab, jika kita abai mengajarkan nilai tersebut, maka bukan tak mungkin di masa mendatang, generasi muda yang diharapkan menjadi penerus bangsa, justru menjadi musuh bangsa.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantoro; jika anak didik tidak kita ajar dengan kebangsaan dan nasionalisme, mungkin mereka nanti akan menjadi lawan kita.